Powered By Blogger

Kamis, 08 Maret 2012

Dari Bencana ke Wisata Bencana

Mengenang dua tahun yang lalu ketika gunung berapi yang masih aktif di Propinsi DIY. Ketika itu kondisi daerah Yogyakarta memang lagi semrawut karena letusan gunung Merapi. Bahkan lokasi yang letaknya bisa di bilang jauh dari gunung Merapi pun dapat merasakan dampaknya,seperti yang di alami oleh sebagian besar pedagang di Pasar Malioboro. Rata-rata mereka mengatakan mengalami penurunan omset hingga 50% bahkan lebih, suatu kondisi yang sangat jarang mereka alami,karena menurut mereka dampak lelusan Merapi kali ini lah yag sangat luas,karena memang semenjak beberapa puluh tahun terahir letusan Merapi tidak pernah sedahsyat ini yang pada saat itu gunung Merapi menyenburkan awan panas yang tinggi nya hingga beberapa kilometer dari puncak Merapi,dan memuntahkan abu vulkanik tebal hingga puluhan kilometer hingga sampai ke daerah Malioboro yang jaraknya lebih dari tigapuluh lima kilometer,bahkan berdasarkan berita dari salah satu stasiun televisi swasta, abu yang terbawa angin dapat di temui di daerah jawa barat yang tentunya berjarak ratusan kilometer dari Gunung Merapi . bisa anda bayangkan dan pikirkan sendiri betapa hebatnya letusan Gunung Merapi pada saat itu .

Itulah yang terjadi pada waktu itu,dan bagaimanakah sekarang?



Setidaknya itulah sedikit gambaran dari keadaan Gunung Merapi sekarang yang sudah banyak recovery dari bantuan dalam negeri maupun luar negeri. Setidaknya Merapi sudah berubah dari “daerah bencana menjadi daerah wisata bencana”. Saya sendiri juga kurang tahu kenapa masyarakat menamakan daerah bekas letusan ini dengan daerah wisata bencana. Pada saat anda mengunjungi merapi sekarang ini setelah anda masuk daerah cangkringan anda akan dengan jelas bisa membaca tulisan “Kawsan Wisaata Bencana” dan setelah lebih jauh anda masuk anda akan disuguhi dengan pemandangan yang serba hijau akibat dari abu vulkanik Merapi yang bisa menyuburkan tanah,sehingga pohon-pohon yang dulu kering terbakar oleh awan panas Merapi mulai tumbuh hijau di iringi dengan tumbuhnya rumput yang menambah kesan hijau keadaan Merapi ditambah lagi dengan jalan yang sedikit berkelok khas daerah pegunungan



Setelah saya berkunjung ke sana hal yang paling menarik adalah bekas rumah juru kunci Merapi yang sangat terkenal itu siapakah dia??



Yap benar,juru kunci yang sudah bertahun-tahun tinggal dan menjaga Gunung Merapi hingga akhirnya gunung Merapi pula yang mengakibatkan beliau meninggal karena beliau percaya bahwa awan panas dari Gunung Merapi tidak akan sampai ke bawah.

Menurut salah seorang warga sekitar yang menjadi pemandu wisata, beliau mengatakan pada saat itu sebelum terjadi letusan ada tim yang baru dari atas dengan menggunakan mobil (kurang tau wartawan atau tim sar karena lupa nanya) turun ke bawah karena kondisi Merapi semakin membahayakan dan memastikan warga sudah mengungsi,tetapi di tengah perjalanan menuju daerah yang aman orang tersebut teringat bahwa mbah Maridjan masih ada di atas,sehingga orang tersebut kembali ke atas dengan maksud meyakinkan mbah Maridjan untuk turun ke bawah,namun karena masalah komunikasi pada saat itu orang itu tidak tahu kabar bahwa telah terjadi letusan yang besar yang menyemburkan awan panas hingga radius hamper sepuluh kilometer sehingga orang itu ikut tersapu awan panas di tengah perjalanannya untuk menyelamatkan mbah Maridjan walaupun berada di dalam mobil. Masih dari sumber yang sama, beliau mengatakan bahwa mbah Maridjan pada saat itu tidak sholat,melainkan beliau berusaha melindungi diri dari semburan awan panas yang turum ke bawah dengan menunduk seperti sujud sambil menutupi mukanya dengan lengan nya. Dari klarifikasi tersebutlah akhirnya saya tahu bahwa mbah Maridjan pada saat meninggal tidak dalam keadaan sholat, karena mayat mbah maridjan pada saat itu ditemukan dengan posisi sujud tapi tidak menghadap kearah kiblat.


Akses menuju Merapi

Satu-satunya akses menuju ke Merapi yaitu dengan menggunakan mobil pribadi maupun mobil carteran,karena memang tidak ada kendaraan umum atau angkot yang melayani rute menuju ke sana. Cara sampai di sana sangatlah mudah.anda tinggal menuju ke jalan kaliurang(Jalan yang paling terkenal di Yogyakarta seelah malioboro). Setelah sampai anda tinggal menuju kearah Merapi, setelah sampai sekitar kilometer 25 anda akan menemukan papan penunjuk menuju kearah Cangkringan,ikutilah petunjuk tersebut,maka anda akan sampai di kawasan wisata bencana Merapi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar