TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Seorang dokter diseret ke sebuah pengadilan di Inggris, lantaran melecehkan seorang pasien wanitanya, selama 13 tahun.
Dr Terence Burley, (63), diadili di Cambridge Crown Court, Selasa (2/10/2012), atas tuduhan melakukan pelecehan seksual terhadap seorang pasien wanitanya, yang rutin berobat kepadanya sejak pertengahan tahun 1990.
Wanita itu menyadari ada sesuatu yang janggal dalam pemeriksaan medis terhadap dirinya, paga tahun 1995, ketika Terence mengatakan ia mendapatkan mimpi erotis bersama dengannya.
Kecurigaannya semakin kuat pada tahun 1997, ketika ia diminta oleh Terence untuk menanggalkan pakaiannya hingga tinggal mengenakan pakaian dalam, lalu mengajaknya menuju ke dalam kamarnya.
Saat itu Terence yang membuka praktik di rumahnya itu, beralasan pasiennya harus membuka seluruh pakaian luarnya guna mempermudah untuk memeriksa penyakit arthritis yang diderita korbannya.
Pada tahun yang sama, Terence, beber korbannya juga sempat meraba payudaranya ketika melakukan pemeriksaan medis, dan mengatakan kedua payudara kliennya sangatlah indah.
Wanita, yang membutuhkan janji reguler untuk mengecek kondisi kesehatannya tersebut, sempat memutuskan untuk mengganti dokter, namun urung dilakukan setelah Terence mengatakan ingin memeriksa kondisinya.
"Dia (Terence) mengatakan hal itu perlu dilakukan untuk memeriksa payudaranya, namun ia menyentuhnya secara seksual. Dan ia berkomentar bahwa kedua payudara wanita itu sangatlah indah," ujar jaksa penuntut dalam kasus itu, Claire Matthews, dikutip dari Dailymail, Rabu (3/10/2012).
Akibatnya, wanita yang namanya dirahasiakan itu, sangat tertekan atas perbuatan yang diterimanya.
"Dia sangat tertekan. Dia sering menangis karenanya," katanya.
Terence warga Peterborough, Cambridgeshire, Inggris mengaku tidak bersalah atas lima tuduhan perbuatan tidak senonoh, dua pelecehan seksual dan satu tuduhan terlibat dalam aktivitas seksual tanpa persetujuan antara 1 Januari 1996 dan Februari 28 Desember 2009.
ada dua berita ternyata . . .
Metrotvnews.com, Banjarmasin: Seorang dokter spesialis anestesi terancam sanksi tegas
dari Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kalimantan Selatan terkait dugaan aksi
pelecehan seksual terhadap belasan siswa Akademi Keperawatan (Akper) yang
sedang praktik magang di RSUD Banjarbaru.
Kepala Dinas Kesehatan Kalimantan Selatan Rusdiansyah di Banjarmasin, Selasa (12/3), mengatakan saat ini pihaknya bersama IDI maupun pihak Akper tengah melakukan penyelidikan kasus dugaan aksi pelecehan seksual yang dilakukan seorang dokter anestesi itu kepada belasan siswi praktik di RSUD Banjarbaru.
"Kasus dugaan pelecehan seksual ini tengah dalam penyelidikan. Kami ikut prihatin dengan kasus ini dan berharap kasus ini cepat selesai," tuturnya.
Menurut Rusdiansyah, akan ada sanksi tegas terhadap dokter pelaku pelecehan seksual jika terbukti benar. Selanjutnya, perlu ada koordinasi bersama antara IDI dan pihak Akper agar permasalahan ini cepat selesai.
Awal Maret lalu, mencuat kasus dugaan pelecehan seksual yang dilakukan seorang dokter spesialis di RSUD Banjarbaru terhadap belasan siswi Akper praktik magang.
Sekretaris RSUD Banjarbaru Muhammad Noor mengatakan, kasus itu telah dilaporkan kepada Wali Kota Banjarbaru untuk segera diselesaikan. Dia menambahkan, sang dokter pun telah diperiksa Komite Medik dan kini berstatus dikarantina.
Sedangkan pihak keluarga siswi Akper yang menjadi korban pelecehan seksual sang dokter, berencana melaporkan kasus ini ke pihak kepolisian. (Denny S)
Kepala Dinas Kesehatan Kalimantan Selatan Rusdiansyah di Banjarmasin, Selasa (12/3), mengatakan saat ini pihaknya bersama IDI maupun pihak Akper tengah melakukan penyelidikan kasus dugaan aksi pelecehan seksual yang dilakukan seorang dokter anestesi itu kepada belasan siswi praktik di RSUD Banjarbaru.
"Kasus dugaan pelecehan seksual ini tengah dalam penyelidikan. Kami ikut prihatin dengan kasus ini dan berharap kasus ini cepat selesai," tuturnya.
Menurut Rusdiansyah, akan ada sanksi tegas terhadap dokter pelaku pelecehan seksual jika terbukti benar. Selanjutnya, perlu ada koordinasi bersama antara IDI dan pihak Akper agar permasalahan ini cepat selesai.
Awal Maret lalu, mencuat kasus dugaan pelecehan seksual yang dilakukan seorang dokter spesialis di RSUD Banjarbaru terhadap belasan siswi Akper praktik magang.
Sekretaris RSUD Banjarbaru Muhammad Noor mengatakan, kasus itu telah dilaporkan kepada Wali Kota Banjarbaru untuk segera diselesaikan. Dia menambahkan, sang dokter pun telah diperiksa Komite Medik dan kini berstatus dikarantina.
Sedangkan pihak keluarga siswi Akper yang menjadi korban pelecehan seksual sang dokter, berencana melaporkan kasus ini ke pihak kepolisian. (Denny S)
Editor: Henri Salomo Siagian
Tidak ada komentar:
Posting Komentar